Asal Mula Narkoba

Asal Mula Narkoba

Perkembangan Penggunaan Narkoba di Abad Pertengahan

Pada abad pertengahan, penggunaan narkoba terus berkembang di berbagai belahan dunia. Opium menjadi sangat populer di Tiongkok dan Asia lainnya. Pada saat yang sama, alkohol juga menjadi zat yang umum dikonsumsi di Eropa.

Konsep Feng Shui Rumah

Konsep Feng Shui rumah singkatnya bisa dibilang adalah metode untuk memberikan keseimbangan aliran yin dan yang, dengan meningkatkan aliran chi melalui pengaturan tata letak furnitur, dekorasi, bangunan, dan bahkan seluruh bagian bangunan dengan letak yang dipercaya bisa mendatangkan keberuntungan. Pada jaman dahulu, orang tiongkok percaya bahwa dengan mengatur tata letak ruangan dan bentuk ruangan, bisa menciptakan aliran chi positif sehingga memberikan dampak pada kesehatan yang baik, peningkatkan hubungan interpersonal, dan membawa keberuntungan serta kemakmuran.

Meskipun sumber/literasi terkait asal usul Feng Shui masih sangat sedikit diketahui, di zaman modern saat ini, telah banyak orang yang menggunakan aturan Feng Shui rumah untuk memberikan kenyamanan dan konsep terbaik bagi huniannya.

Prinsip Feng Shui rumah juga berfokus pada lima elemen kehidupan yaitu tanah, logam, air, kayu, dan api. Sementara masing-masing elemen tersebut dapat dipahami dalam konteks penggabungan elemen ke dalam rumah, dimana masing-masing penggabungan ini akan menghasilkan emosi, warna, bentuk yang berbeda pada konsep 'Bagua' (peta area energi) Feng Shui pada hunian. Intinya, kelima elemen ini harus disesuaikan dengan tampilan, desain dan tata letak dalam interior rumah untuk menciptakan aliran chi terbaik.

Bagua di dalam Feng Shui rumah adalah kerangka konsep dimana terdapat 8 aspek pokok yang dapat mempengaruhi aspek kehidupan Anda yaitu kekayaan, reputasi/terkenal, cinta, keluarga, anak-anak, pengetahuan, karir atau pekerjaan, dan orang-orang yang membantu Anda.

ASAL USUL DAN SEJARAH BATU SIAM

Abad ke-19: Periode Penggunaan Massal Opium

Pada abad ke-19, penggunaan opium mencapai puncaknya di Cina. Praktik merokok opium menjadi epidemik di kalangan masyarakat Cina, yang mengakibatkan keruntuhan sosial dan ekonomi yang serius.

Peredaran Narkoba di Era Modern

Dengan kemajuan teknologi dan globalisasi, peredaran narkoba telah menjadi semakin kompleks. Penggunaan obat-obatan terlarang seperti kokain, heroin, dan metamfetamin menyebar ke seluruh dunia, sementara obat-obatan sintetis baru terus muncul.

Asal Mula Penyalahgunaan Zat Narkoba Asal mula narkoba telah memberikan gambaran tentang bagaimana zat-zat terlarang telah menjadi bagian integral dari sejarah manusia. Meskipun Asal Mula Penyalahgunaan Zat Narkoba dan mengatur penggunaannya, tantangan terus ada. Pemahaman akan sejarah narkoba menjadi kunci untuk mengatasi masalah penyalahgunaan zat di masa depan.

Masyarakat Indonesia suka latah berbahasa. Salah satu kelatahan itu tampak pada kata kuliner . Sejak Bondan Winarno membawakan acara Wisata Kuliner di salah satu televisi swasta pada tahun 2005, kata kuliner pun populer di tengah-tengah masyarakat karena jargon Mak Nyos yang menjadi andalan setiap mencicipi makanan yang lezat.

Asal mula kata kuliner sesungguhnya tidak dari Bondan Winarno. Pada tahun 1993, sudah ada Yayasan Gizi Kuliner Jakarta. Artinya, kata kuliner sudah ada di Indonesia, tetapi kata tersebut belum populer. Pada saat itu, masyarakat Indonesia lebih mengenal kata masakan daripada kuliner. Kata masakan merupakan bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. Pada era 1990-an, istilah masakan nusantara begitu populer di berbagai stasiun televisi sebagai bentuk promosi masakan Indonesia. Di tengah perkembangan teknologi, sejumlah kata dari bahasa Inggris masuk ke dalam bahasa Indonesia. Kata kuliner ini merupakan salah satu kata bahasa Inggris yang masuk ke dalam bahasa Indonesia dan perlahan menggeser kata masakan , yaitu berasal dari culinary. Culinary merupakan kata sifat yang bermakna 'yang berhubungan dengan masakan'.

Pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) , kata yang berasal dari bahasa Inggris dengan bentuk akhiran --ary diserap menjadi --er dalam bahasa Indonesia. Melalui proses penyerapan tersebut, muncul kata complementary, complementair menjadi komplementer; primary, primair menjadi primer; dan secondary, secundair menjadi sekunder . Dengan kaidah tersebut, muncul bentuk kulinary, kulinair menjadi kuliner . Berdasarkan kaidah tersebut, kata kuliner masuk ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai kata sifat dan memiliki arti yang sama, yaitu 'berhubungan dengan masak-memasak'.

Sementara itu, arti kata kuliner dari bahasa Inggris ternyata tidak dapat mendeskripsikan penggunaan kata kuliner di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Bahasa mencerminkan pikiran. Dalam pemikiran masyarakat Indonesia, kata kuliner tidak semata hanya berkaitan dengan masak-memasak. Bagi masyarakat Indonesia, kata kuliner dapat menjadi kata benda dan dapat juga menjadi kata kerja.

Sekilas kata kuliner pada tiga kalimat tersebut mengarah pada makna yang sama. Akan tetapi, secara linguistik, kelas kata kuliner dari ketiga kalimat tersebut berbeda. Kata kuliner pada kalimat (1) berkelas kata kerja yang bermakna "melakukan kegiatan". Penggunaan kata kuliner tersebut bersinonim dengan kata makan . "Kuliner yuk!" sama dengan "Makan yuk!" Namun, pada kalimat "Kuliner yuk!", kata makan mengarah pada situasi seseorang menikmati makanan sembari jalan-jalan. Kata kuliner pada kalimat (2) berkelas kata benda yang bermakna "hasil masakan". Penggunaan kata kuliner tersebut bersinonim dengan kata makanan . Sementara itu, kata kuliner pada kalimat (3) baru merupakan kata sifat yang bermakna "yang berhubungan dengan masak-memasak".

Itulah mengapa bahasa bersifat dinamis. Bahasa berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Makna kuliner pun berkembang sesuai kebutuhan masyarakat. Dari tiga kalimat tersebut, tampak bahwa kata kuliner tidak hanya merupakan kata sifat sebagaimana tercatum dalam kamus bahasa Inggris dan KBBI. Kelas kata kuliner berkembang menjadi kata benda dan kata kerja . Menurut Kridalaksana (2007), kata dalam bahasa Indonesia yang merupakan kata kerja dapat diuji dengan kata ingkar tidak dan didampingi dengan keterangan, seperti mau atau ingin, sedangkan kelas kata benda dapat diuji dengan kata ingkar bukan .

Keterbatasan KBBI dalam mencantumkan definisi dan kelas kata kuliner menyebabkan pengguna bahasa Indonesia kebingungan melihat kamus. Ketika mereka menggunakan kata kuliner untuk makna makanan dan melakukan kegiatan , KBBI tidak dapat dijadikan pedoman. Padahal, kata kuliner sangat populer di tengah-tengah masyarakat.

Sebelum pandemi covid-19, kuliner menjadi alasan bagi masyarakat untuk mengunjungi daerah yang kaya dengan makanan khas atau masakan tradisional. Pada masa pandemi covid-19, industri kuliner diarahkan pada makanan beku ( food frozen ) yang dapat bertahan lama dan makanan tradisional ( traditional food ) yang dinilai sehat. Dengan sistem tersebut, masyarakat masih dapat menikmati wisata kuliner meskipun di rumah.

Oleh karena itu, kata kuliner memiliki ragam makna bagi masyarakat Indonesia. Di KBBI, harus ditambahkan makna 'makanan' untuk kelas kata benda dan makna 'melakukan kegiatan' untuk kelas kata kerja. Bahasa milik masyarakat. Bahasa yang digunakan masyarakat itu yang dicantumkan ke dalam kamus bahasa Indonesia agar dapat dipedomani dan digunakan dalam berbagai situasi.

*Tulisan ini sudah dimuat di Scientia.id. Silakan lihat juga melalui https://scientia.id/2020/06/21/asal-mula-dan-perkembangan-kata-kuliner/.

Peran Kolonialisme dalam Perdagangan Narkoba

Era kolonialisme memainkan peran besar dalam peredaran narkoba. Misalnya, Perusahaan Hindia Timur Belanda membawa opium dari India ke Cina. Perusahaan-perusahaan kolonial Eropa juga memperluas perdagangan opium ke Asia Tenggara.

Asal mula Bhinneka Tunggal Ika dalam Kitab Sutasoma

Seperti dikatakan sebelumnya bahwa Kakawin Sutasoma bercerita tentang agama Buddha Mahayana dan kaitannya dengan Siwa. Dikutip dari laman Kemdikbud, pada sebuah teks yang tercantum dalam kitab ini, dikatakan bahwa Buddha dan Siwa adalah berbeda.

Kendati begitu, keduanya dapat dikenali karena kebenaran Buddha dan Siwa merupakan hal yang tunggal. Berbeda, namun tunggal karena tidak ada kebenaran yang mendua.

Kutipan "Bhinneka Tunggal Ika" dalam Kitab Sutasoma terdapat pada pupuh 139 bait ke-5. Bunyinya seperti ini, "Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa Bhinneki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa".

Arti dari bait di atas adalah, "Konon Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda. Mereka memang berbeda, tetapi bagaimana bisa dikenali? Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal. Terpecahbelahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran".

Di samping itu, menurut buku Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas IV karya Tim Tunas Karya Guru, masyarakat Majapahit sudah mengenal berbagai agama, meskipun yang utama adalah Hindu dan Buddha.

Dan karena keragaman ini, pemerintah Majapahit menciptakan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrua" yang juga diambil dari Kitab Sutasoma. Tujuan diciptakannya semboyan ini adalah untuk menciptakan kerukunan beragama di antara rakyatnya.

Itulah sejarah Kitab Sutasoma beserta isi dan asal mula semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang kita kenal sekarang. Sangat menarik bukan, detikers?

Revolusi Industri dan Munculnya Narkotika Modern

Revolution industri membawa dengan itu produksi massal dan distribusi obat-obatan sintetis baru seperti morfin, kokain, dan heroin. Obat-obatan ini awalnya dianggap sebagai obat mujarab untuk meredakan rasa sakit, tetapi kemudian digunakan secara tidak benar untuk tujuan rekreasi.

ASAL USUL DAN SEJARAH BATU SIAM

Batu Siam atau lebih dikenal Merah Siam. Nama batu akik siam ini cukup melegenda di Indonesia bahkan juga beberapa orang tua jaman dahulu terlebih mereka yang hoby batu akik senantiasa menyandingkannya dengan batu merah delima serta dikira sebagai batu bertuah serta berkhadam.

BATU MERAH SIAM sama dengan batu akik berdaya magis tinggi yang datang dari alam ghaib. Sesungguhnya dari penampilan luar batu siam nyaris serupa atau sama persis dengan batu merah delima. tetapi ada ketidaksamaan yang begitu mencolok yaitu tentang keyakinan, beberapa orang yang yakin kalau batu merah delima tak dapat di perdagangkan secara bebas lantaran batu merah delima adalah satu pusaka mulia yang datang dari beberapa pendahulu, hingga tidak kebanyakan orang dapat mempunyai batu itu. Sedang untuk batu akik siam, batu ini memanglah mempunyai kemampuan ghaib walau demikian dapat di perdagangkan secara bebas.

BATU SIAM banyak disukai oleh orang orang dari semenanjung Melayu, terlebih yang berjiwa dagang, Batu Siam (merah siam) banyak di dapatkan di negara Siam (Thailand). Terkecuali di lokasi itu, batu siam ini dapat di dapatkan di banyak wilayah asia tenggara, termasuk juga Indonesia.

JENIS DAN MACAM BATU SIAM

1. Batu Siam Bangkok2.  Batu Siam Rose3. Batu Siam Kapas4. Batu Siam Pecah Seribu5. Batu Siam Retak Seribu6. Batu Siam Darah7. Batu Siam Birma

Harga bahan/bongkahan batu siam ini meraih 1. 900. 000 per kilonya. Untuk batu siam dengan Dimensi 12 x 9 x 5 mm dijual seharga 1. 350. 000. Sedang harga termahal batu ini meraih Rp. 58. 000. 000. CIRI CIRI BATU SIAM ASLI yakni :

• Bentuk bulat seperti telur ayam serta diatasnya mempunyai kubah

• Warna merah tembus cahaya

• Apabila memakai kaca pembesar tampak didalam batu ada guratan garis2 mineral, ciri ini sudah pasti tak di temui dalam batu sintetis/buatan

• kandungannya keras yakni 9 taraf mohs

• Bila batu di ketuk dengan besi bakal menyebabkan nada yang padat. CARA MERAWAT/PERAWATAN BATU SIAM

• Bebaskan cincin batu siam anda, rendam dengan air sabun (yg sifatnya menyingkirkan minyak serta debu yang nempel cukup kuat).

• Bersihkan sisi dalam serta luar dengan air kombinasi sabun dengan sikat gigi.

• Sesudah semua telah beres serta rata terlebih di bagian pengunci batu baik berbentuk gigi atau tanam (dilep),

• Langkah paling akhir yakni mencuci dengan air bersih, keringkan serta taruh (idealnya masukan dalam plastik klip, lumayan kedap udara).

Kitab Sutasoma merupakan karangan Empu Tantular pada abad 14 M. Kakawin Sutasoma adalah peninggalan berupa karya sastra dari kerajaan Majapahit.

Kakawin dalam bahasa Jawa kuno berarti syair. Kitab ini ditulis dalam bahasa Jawa kuno dan menggunakan aksara Bali.

Kitab Sutasoma telah ditulis kembali di atas daun lontar pada tahun 1851 dengan ukuran sebesar 40,5 X3,5 cm. Meski demikian, tidak diketahui siapa yang menuliskannya ulang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari buku Pesona & Sisi Kelam Majapahit karangan Sri Wintala Achmad, Kakawin Sutasoma bertuliskan tentang "Mangkang jinatwa kalawan Siwatattwa tunggal bhinneka tunggal ika tan hanadharmma mangrwa".

Kitab ini digubah di bawah naungan Sri Ranamanggala. Gubahan dilakukan pada sekitar tahun 1365-1369 saat pemerintahan Hayam Wuruk.

Gubahan tersebut sangat penting karena memuat ide-ide religius, khususnya tentang agama Buddha Mahayana dan hubungannya dengan agama Siwa.

Kitab Sutasoma adalah sebuah karya sastra yang unik karena cerita tokoh keturunan Pandawa telah diganti menjadi kisah Buddhis. Di dalamnya terdapat kisah hidup Sutasoma yang berpola cerita hidup Buddha dan kisahnya diambil dari cerita faktual.

Kakawin Sutasoma juga cenderung memaparkan peringatan tentang timbulnya gejala-gejala pertentangan antara keraton barat (Kusumawardhani/Wikramawardhana) dengan keraton timur (Bhre Wirabhumi). Pertentangan kedua keturunan Hayam Wuruk ini kemudian meletus menjadi perang secara bertahap yang dikenal sebagai Perang Paregreg.

Kitab Sutasoma berisikan pula anjuran agar pertentangan kedua kubu ini diselesaikan secara damai berdasarkan prinsip Buddhis. Kakawin ini juga menggambarkan bahwa Hayam Wuruk adalah penjelmaan raja Buddhis yang ideal.

Namun, karena Kakawin Sutasoma bersifat sangat mendidik, kitab tersebut tidak begitu digemari di Bali hingga saat ini.

Simak juga asal mula semboyan Bhinneka Tunggal Ika dari Kitab Sutasoma, di halaman berikutnya. >>>

Narkotika berasal dari tanaman yang menghasilkan zat yang bersifat menidurkan seperti candu, ganja, dan cocaine. Candu mengandung morfin dan heroin, ganja mengandung zat halusinogenik, sedangkan cocaine digunakan sebagai obat perangsang. Penyalahgunaan narkotika dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan psikis serta berbagai efek negatif lainnya bagi kesehatan.

Asal Mula Penyalahgunaan Zat Narkoba – Narkoba, sebuah topik yang selalu menimbulkan kontroversi dan kekhawatiran di masyarakat. Tidak hanya sebagai masalah kesehatan masyarakat, tetapi juga sebagai masalah sosial dan hukum yang serius. Untuk memahami bagaimana narkoba telah menjadi masalah global, penting untuk menjelajahi asal mula dan sejarah penggunaannya. Mari kita lihat jejak sejarah dari peredaran narkoba. Penyalahgunaan zat narkoba telah menjadi masalah yang meresahkan dalam masyarakat modern. Namun, sedikit yang mengetahui asal mula dari keberadaan zat-zat tersebut dan bagaimana penyalahgunaan tersebut mulai menyebar. Asal mula penyalahgunaan zat narkoba dapat ditelusuri kembali hingga zaman kuno, dimana penggunaannya awalnya digunakan untuk tujuan medis atau ritual.

Baca Juga : Pentingnya Sosialisasi tentang Bahaya Narkoba

Sejak saat itu, penyalahgunaan zat narkoba terus berkembang dan menyebar ke seluruh dunia, menimbulkan dampak negatif yang serius dalam masyarakat. Hal ini memicu perjuangan keras dari pihak berwenang dan organisasi internasional dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan zat narkoba.

Penyalahgunaan zat narkoba pertama kali tercatat dalam sejarah pada zaman Mesir kuno, dimana zat-zat seperti opium digunakan untuk keperluan medis dan juga dalam upacara keagamaan. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, penggunaan zat narkoba tidak lagi terbatas pada keperluan medis atau ritual, melainkan telah menyebar menjadi aktivitas rekreasional yang merugikan.